Penalaran induktif (Empirisme)
Penalaran induktif (Empirisme),Pengetahuan yang didasarkan atas penalaran deduktif
memiliki kelemahan, maka muncul pandangan lain. Alam dan gejalanya adalah dapat
ditangkap dengan indera yaitu atas dasar kenyataan (konkret). Perlu dipahami
dalam pengamatan harus ada obyek yang jelas, dan harus bisa membedakan antara
pendapat dan fakta. Penalaran haruslah dilakukan dari sesuatu yang sederhana ke
yang lebih komplek.
Dalam pengamatan atau penyelidikan ada yang dapat
ditirukan ada yang tidak dapat. Penyelidkan yang ditirukan adalah kegiatan
dilaboratorium, sehingga akan memperoleh hasil yang lebih cepat, mungkin
terdapat kesamaan karasteristik tertentu , pengulangan atau adanya keteraturan,
sehingga dapat ditarik kesimpulan.
Penganut paham empirisme menyusun pengetahuan dengan
menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif yaitu menarik kesimpulan
umum dari pengamatan khusus.
Contoh
Kerbau, sapi, kuda bernapas
Jadi semua hewan bernapas
Besi, aluminium, tembaga bila dipanasi
bertambah
Jadi semua logam bila dipanasi bertambah
Penalaran induktif dapat ditarik kesimpulan yang lebih
umum dan makin bersifat fundamental. Dapat diperoleh prinsip-prinsip yang
bersifat umum sehingga memudahkan dalam
memahami alam gejala alam beraneka ragam
Contoh
Kerbau, sapi, kuda bernapas
Jadi semua hewan bernapas
Jadi semua makhluk hidup bernapas
Besi, aluminium, tembaga bila dipanasi
bertambah
Jadi semua logam
bila dipanasi bertambah
Jadi semua benda bila
dipanasi bertambah
Namun demikian pada kenyataan bahwa pengetahuan yang
didasarkan pada penalaran induktif juga masih ada kelemahan. Sekumpulan fakta
belum tentu bersifat konsisten atau bahkan memiliki sifat kontradiktif.
Demikian fakta yang nampak berkaitan
belum dapat dipastikan bahwa tersusunya pengetahuan yang sistematis.
Faktor lain adalah kemampuan panca indera yang terbatas misal, jika melihat
jalan yang lurus seolah-olah semakin sempit, tongkat lurus yang dicelupkan
dalam air nampak bengkok.
by : m.aslihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar