ilmu pengetahuan alam

ilmu pengetahuan alam
ilmu alam

Senin, 10 Februari 2014

Kerja Ilmiah


            Kerja Ilmiah

Kerja ilmiah,Dalam mengembangkan metode ilmiah, para ilmuwan bekerja berlandaskan teori, hipotesis dan sistematis. Diawali dengan adanya masalah yang dihadapi, para ilmuwan berusaha mencari cara pemecahannya. Dalam mencari pemecahan, ilmuwan berusaha mencari keterangan melalui berbagai proses, misalnya membaca buku jurnal, maupun mengadakan observasi. Dari keterangan keterangan akan disusun sebuah hipotesis. Kebenaran hipotesis akan diuji melalui eksperimen. Dari eksperimen akan diperoleh data.
Selanjutnya data akan diolah dan diperoleh kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran dari kesimpulan hasil eksperimen, dilakukan eksperimen ulang. Setelah dilakukan eksperimenberulang-ulang hasilnya tetap sama maka kesimpulan tadi dapat diterima kebenarannya dandianggap sebagai teori atau hukum. Cara kerja ilmuwan dengan menerapkan langkah-langkah metode ilmiah, dikenal dengan kerja ilmiah.
Di lingkungan akademik, pengembangan metode ilmiah dilakukan melalui kerja ilmiah. Dalam kerja ilmiah, para akademisi diperkenalkan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses. Melalui pendekatan keterampilan proses, dituntut senantiasa bersikap kritis terhadap segala permasalahan yang dihadapinya. Beberapa macam kemampuan keterampilan proses dalam kerja ilmiah harus ditumbuhkembangkan pada setiap akademisi melalui kegiatan antara lain ; mengamati/observasi, mengelompokan, mencari hubungan, meramalkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan, menerapkan/aplikasi, merencanakan percobaan dan mengkomunikasikannya.
a.   Mengkelompokan/klasifikasi
Kemampuan melakukan observasi dapat diterapkan untuk mengamati objek-objek yang berada di sekitar sekolah. Untuk menyusun suatu objek penelitian perlu dilakukan pengamatan terhadap persamaan dan perbedaan, kemudian mengelompokan objek berdassarkan tujuan tertentu. Keterampilan proses mengelompokan ini disebut dengan penggolongan/klasifikasi. Dalam sains, klasifikasi membantu untuk menyederhanakan objek sehingga mudah dipelajaridan dipahami. Klasifikasi sangat diperlukan dalam proses pembentukan konsep. Oleh sebab itu, klasifikasi merupakan keterampilan proses yang mutlak harus dikembangkan pada para ilmuwan-ilmuwan muda. Beberapa cara untuk melakukan klasifikasi objek-objek sains, antara lain sebagai berikut:
b.   Menafsirkan dan memprediksi
Keterampilan proses yang lain, setelah mengelompokkan adalah menafsirkan dan memprediksi. Menafsirkan adalah upaya untuk menjelaskan arti sesuatu yang kurang jelas dari hasil suatu pengamatan/observasi. Memprediksi adalah meramalkan mengenai sesuatu yang akan terjadi berdasarkan hasil pengamatan. Contoh dalam pengamatan diperoleh data:
1). Saat ini awal bulan November,
2).  Matahari tertutup awan tebal,
3).  Udara terasa lembab,
4).  Arus angin lambat.
Berdasarkan data hasil pengamatan tersebut diprediksi bahwa siang nanti hujan akan turun.
c.   Mengajukan pertanyaan
Keterampilan proses yang tidak kalah penting dan harus ditumbuhkembangkan adalah mengajukan beberapa pertanyaan. Keterampilan ini akan sangat membantu dalam kerja ilmiah yaitu merumuskan masalah. Bertanya meupakan bukti rasa keingintahuan dan bertanya adalah setengah dari pengetahuan Sebuah pertanyaan adalah kalimat introgatif yang membutuhkan jawaban. Sedangkan bertanya adalah kegiatan untuk meminta keterangan atau penjelasan tentang sesuatu atau merupakan salah satu usaha untuk tahu tentang sesuatu.
  Rasa ingin tahu terhadap sesuatu diwujudkan dalam bentuk bertanya. Ini harus ditumbuhkembangkan karena rasa ingin tahu merupakan awal dari suatu penemuan. Ada beberapa tipe pertanyaan. menurut sifatnya kita mengenal pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka apabila pertanyaan tersebut menuntun berbagai alternatif jawaban/penyelesaian (jawaban bersifat divergen). Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang menuntut jawaban tunggal atau jawaban bersifat konvergen. Misalnya pertanyaan yang menuntut jawaban ya atau tidak saja. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul, ada yang dapat dijawab melalui membaca buku atau berdasarkan pengalaman, tetapi ada yang dijawab melalui eksperimen. Pertanyaanpertanyaan yang bermutu akan memberikan motifasi kepada siswa untuk mencari jawaban. Oleh sebab itu, perlu dilatih untuk mengembangkan pertanyaan/pertanyaan yang berkualitas serta didorong untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, berapa dan kapan, hendaknya senantiasa diajukan sebelum melakukan eksperimen terhadap objek-objek penelitian.
 by ; m.aslihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar