ilmu pengetahuan alam

ilmu pengetahuan alam
ilmu alam

Senin, 10 Februari 2014

kriteria ilmiah


.   Kriteria Ilmiah

Kriteria ilmiah merupakan patokan atau rambu-rambu untuk menetukan benar atau tidaknya sesuatu masuk pada status tertentu. Metode  ilmiah mempunyai beberapa kriteria adalah adalah sebagai berikut

a.       Berdasarkan fakta

Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisis harus berdasarkan fakta yang nyata. Pengideraan, artinya dapat dibuktikan dengan indera, meskipun tidak dapat diindera secara langsung setidaknya efek-efeknya dapat ditunjukkan melalui alat-alat. Agar penginderaan dapat dilakukan dengan tepat dan benar maka perlu pengulangan dan pengulangan itu harus dapat dilakukan oleh orang lainJanganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau yang sejenisnya.

b.       Bebas dari prasangka

Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subyektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang engkap dan dengan pembuktian yang obyektif.

c.       Menggunakan prinsip analisis

Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompeks harus digunakan prinsip analisis. Semua masalah harus dicari sebab musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagai mana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Akan tetapi semua kejadian harus dicari sebab akibat dengan menggunakan analisis yang tajam.

d.       Menggunakan hipotesa

Dalam metode ilmiah peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan  menggunakan analisis. Hipotesis harus ada untuk menyatukan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesis merupakan pegangan  dalam menentukan jalan pikiran peneliti. Pertanyaan yang tepat akan menghasilkan jawaban yang sistematis meskipun baru bersifat dugaan. Untuk membuktikan dugaan itu benar atau tidak memerlukan data dan fakta

e.       Menggunakan ukuran obyektif

Kerja penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran  yang obyektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan hrus dibuat secara obyektif dan dengan menggunaklan pikiran yang waras.

f.        Menggunakan teknik kuantitatif

Dalam mempertahankan data, ukuran kuantitatif harus digunakan kecuali untuk hal-hal yang tidak bisa dikuantitatifkan. Ukuran seperti ton, kg, ohm, mm/detik, km/jam, watt, mol dan sebagainya harus selalu digunakan. Jauhi ukuran-ukuran yang tidak pasti  seperti sejauh mata memandang, sehitam aspal, sepanjang sebatang rokok dan sebagainya.
Dengan adanya sikap ilmiah dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia.

g.       Perumusan masalah

Setelah dapat diindera maka timbul suatu pertanyaan dimana hal itu terjadi, mengapa, bagaimana. Pertanyaan–pertanyaan tersebut harus bisa diuji secara obyektif dan dapat diterima oleh orang lain. Hasil percobaan dari hipotesis merupakan jawaban yang kongkret dan akan dibuktikan terus melalui berbagai percobaan dari orang lain Apabila hipotesis telah dibuktikan dan telah memperoleh data dan fakta maka akan diperoleh teori yang telah tersusun secara sistematis dan logis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar